Kitab Suci
Weda (bag_1)
Oleh: I
Wayan Suidana
Kitab
Suci Agama Hindu namanya Veda
“Veda
dibaca Weda.” Weda artinya pengetahuan suci. Weda disebut pengetahuan suci
karena merupakan wahyu Tuhan. Wahyu Tuhan maksudnya suara Tuhan. Suara Tuhan
bentuknya syair-syair atau mantra-mantra. Mantra-mantra yang disampaikan oleh
Tuhan diterima oleh para Maharsi.
Ada
tujuh Maharsi penerima wahyu Tuhan. Di dalam buku pelajaran Agama disebut Sapta
Rsi
Mereka
adalah;
1. Maharsi Gritsamada
2. Maharsi Wiswamitra
3. Maharsi Atri
4. Maharsi Wamadewa
5. Maharsi Bharadwaja
6. Maharsi Wasistha
7. Maharsi Kanwa
Maharsi
Gritsamada menerima ribuan wahyu mantra dari Tuhan. Demikian juga maharsi
Wiswamitra, maharsi Atri, maharsi Wamadewa, maharsi Bharadwaja, maharsi Wasistha
dan maharsi Kanwa. Wahyu mantra yang paling terkenal adalah Mantra Gayatri.
wahyu mantra Gayatri diterima oleh maharsi Wiswamitra.
Wahyu-Wahyu
mantra yang demikian banyak jumlahnya dan itu diterima oleh para maharsi
melalui pendengaran, tidak semuanya dimengerti. Para maharsi menelitinya dan
mempelajarinya secara mendalam. setelah semua wahyu mantra dipahami maknanya,
selanjutnya disampaikan dan diajarkan kepada para Rsi generasi berikutnya. Dari
ribuan Rsi yang mewarisi wahyu-wahyu mantra dari Sapta Rsi yang paling terkenal
adalah Rsi Wyasa. Berdasarkan literatur, Rsi Wyasa seorang Rsi yang sangat
cerdas. Mantra-mantra yang jumlahnya ratusan ribu tersebut, dengan sangat mudah
diingatnya walaupun dalam waktu ribuan tahun lamanya. Oleh karena itu berdasarkan
tradisi di zaman itu, "bagi seseorang atau Rsi yang mempunyai
kemampuan/kecerdasan yang hampir sempurna maka biasanya digelari seorang
Maharsi. Demikianlah kemudian Rsi Wyasa juga bergelar Maharsi". Maharsi
Wyasa yang hampir menguasai semua mantra lalu mengajarkannya kepada para
siswanya. Mereka diantaranya adalah; Rsi Pulaha, Rsi jaimini, Rsi Waisampayana
dan Rsi Sumantu. Setelah keempat Rsi menguasai
semua mantra, Maharsi Wyasa kemudian meminta para siswanya agar
mewakilinya untuk meneruskan mengajarkannya kepada para siswa (Rsi) berikutnya.
Rsi
Pulaha mengajar dengan sangat lemah lembut. Demikian juga Rsi Jaimini, Rsi
Waisampayana dan Rsi Sumantu. Mereka mengajar dengan sangat bijaksana. Para
siswa dimintanya agar selalu tekun dan sabar dalam mempelajari, memahami dan
menghapal mantra-mantra.
Suatu
hari, tiba waktunya para siswa diuji kemampuannya. Hasilnya, para siswa
ternyata belum mampu menghapal semua mantra yang diajarkan. Para guru kemudian
memberi kesempatan para siswa untuk mengulangi menghapal. Namun untuk kesekian
kalinya para siswa masih banyak yang gagal. Berkenaan dengan itu, Rsi Pulaha
kemudian menghadap Maharsi Wyasa dan menyampaikan keadaan tersebut.
Maharsi
Wyasa sangat senang menerima kedatangan keempat siswanya. Setelah mendengar hal
yang disampaikan Rsi Pulaha, Maharsi Wyasa berkrenyit, sepertinya itu semacam
tanda bahwa Beliau heran. Maharsi Wyasa kemudian terdiam dan memejamkan
matanya. Beberapa menit kemudian Beliau berkata, “para Rsi yang aku kagumi,
kalau demikian keadaannya, sepertinya kemampuan mengingat generasi sekarang
mulai melemah, oleh karena itu, aku berpikir ingin mantra-mantra yang ada dalam
ingatanku dituangkan, disalin menjadi sebuah tulisan. Dengan begitu, Aku yakin
para siswa akan bisa mempelajarinya kembali dan bisa menghapalkannya secara
berulang-ulang”. Aku minta anda akan membantuku untuk mewujudkan cita-cita ini.
Bersiaplah dan fokus mendengar dan menuliskan mantra-mantra yang akan Aku
ucapkan. Yang pertama aku minta Rsi Pulaha, selanjutnya Rsi Jaimini, Rsi
Waisampayana dan Rsi Sumantu.
Mantra-mantra
yang telah selesai ditulis oleh Rsi Pulaha diberi nama Rigveda. Mantra-mantra
yang telah selesai ditulis oleh Rsi Jaimini diberi nama Samaveda. Mantra-mantra
yang telah selesai ditulis oleh Rsi Waisampayana diberi nama Yajurveda dan
Mantra-mantra yang telah selesai ditulis oleh Rsi Sumantu diberi nama
Atharvaveda.