Rabu, 28 Desember 2022

 

Kitab Suci Weda (bag_1)

Oleh: I Wayan Suidana

 

Kitab Suci Agama Hindu namanya Veda

“Veda dibaca Weda.” Weda artinya pengetahuan suci. Weda disebut pengetahuan suci karena merupakan wahyu Tuhan. Wahyu Tuhan maksudnya suara Tuhan. Suara Tuhan bentuknya syair-syair atau mantra-mantra. Mantra-mantra yang disampaikan oleh Tuhan diterima oleh para Maharsi.

Ada tujuh Maharsi penerima wahyu Tuhan. Di dalam buku pelajaran Agama disebut Sapta Rsi

Mereka adalah;

                        1. Maharsi Gritsamada

                        2. Maharsi Wiswamitra

                        3. Maharsi Atri

                        4. Maharsi Wamadewa

                        5. Maharsi Bharadwaja

                        6. Maharsi Wasistha

                        7. Maharsi Kanwa

Maharsi Gritsamada menerima ribuan wahyu mantra dari Tuhan. Demikian juga maharsi Wiswamitra, maharsi Atri, maharsi Wamadewa, maharsi Bharadwaja, maharsi Wasistha dan maharsi Kanwa. Wahyu mantra yang paling terkenal adalah Mantra Gayatri. wahyu mantra Gayatri diterima oleh maharsi Wiswamitra.

Wahyu-Wahyu mantra yang demikian banyak jumlahnya dan itu diterima oleh para maharsi melalui pendengaran, tidak semuanya dimengerti. Para maharsi menelitinya dan mempelajarinya secara mendalam. setelah semua wahyu mantra dipahami maknanya, selanjutnya disampaikan dan diajarkan kepada para Rsi generasi berikutnya. Dari ribuan Rsi yang mewarisi wahyu-wahyu mantra dari Sapta Rsi yang paling terkenal adalah Rsi Wyasa. Berdasarkan literatur, Rsi Wyasa seorang Rsi yang sangat cerdas. Mantra-mantra yang jumlahnya ratusan ribu tersebut, dengan sangat mudah diingatnya walaupun dalam waktu ribuan tahun lamanya. Oleh karena itu berdasarkan tradisi di zaman itu, "bagi seseorang atau Rsi yang mempunyai kemampuan/kecerdasan yang hampir sempurna maka biasanya digelari seorang Maharsi. Demikianlah kemudian Rsi Wyasa juga bergelar Maharsi". Maharsi Wyasa yang hampir menguasai semua mantra lalu mengajarkannya kepada para siswanya. Mereka diantaranya adalah; Rsi Pulaha, Rsi jaimini, Rsi Waisampayana dan Rsi Sumantu. Setelah keempat Rsi menguasai  semua mantra, Maharsi Wyasa kemudian meminta para siswanya agar mewakilinya untuk meneruskan mengajarkannya kepada para siswa (Rsi) berikutnya.

Rsi Pulaha mengajar dengan sangat lemah lembut. Demikian juga Rsi Jaimini, Rsi Waisampayana dan Rsi Sumantu. Mereka mengajar dengan sangat bijaksana. Para siswa dimintanya agar selalu tekun dan sabar dalam mempelajari, memahami dan menghapal mantra-mantra.

Suatu hari, tiba waktunya para siswa diuji kemampuannya. Hasilnya, para siswa ternyata belum mampu menghapal semua mantra yang diajarkan. Para guru kemudian memberi kesempatan para siswa untuk mengulangi menghapal. Namun untuk kesekian kalinya para siswa masih banyak yang gagal. Berkenaan dengan itu, Rsi Pulaha kemudian menghadap Maharsi Wyasa dan menyampaikan keadaan tersebut.

Maharsi Wyasa sangat senang menerima kedatangan keempat siswanya. Setelah mendengar hal yang disampaikan Rsi Pulaha, Maharsi Wyasa berkrenyit, sepertinya itu semacam tanda bahwa Beliau heran. Maharsi Wyasa kemudian terdiam dan memejamkan matanya. Beberapa menit kemudian Beliau berkata, “para Rsi yang aku kagumi, kalau demikian keadaannya, sepertinya kemampuan mengingat generasi sekarang mulai melemah, oleh karena itu, aku berpikir ingin mantra-mantra yang ada dalam ingatanku dituangkan, disalin menjadi sebuah tulisan. Dengan begitu, Aku yakin para siswa akan bisa mempelajarinya kembali dan bisa menghapalkannya secara berulang-ulang”. Aku minta anda akan membantuku untuk mewujudkan cita-cita ini. Bersiaplah dan fokus mendengar dan menuliskan mantra-mantra yang akan Aku ucapkan. Yang pertama aku minta Rsi Pulaha, selanjutnya Rsi Jaimini, Rsi Waisampayana dan Rsi Sumantu.

Mantra-mantra yang telah selesai ditulis oleh Rsi Pulaha diberi nama Rigveda. Mantra-mantra yang telah selesai ditulis oleh Rsi Jaimini diberi nama Samaveda. Mantra-mantra yang telah selesai ditulis oleh Rsi Waisampayana diberi nama Yajurveda dan Mantra-mantra yang telah selesai ditulis oleh Rsi Sumantu diberi nama Atharvaveda.